Senin, 15 Agustus 2011

Yudhi

Yudhi, dia temen satu kelas aku waktu di SMA. Katanya dia udah lama suka sama aku, dia sering curhat sama sahabat aku, namanya Wulan. Yudhi selalu curhat tentang perasaannya terhadap aku sama wulan. Dia baik sama aku, baik banget. tapi, sikap aku ke dia kurang baik, ga baik malah. Aku pernah berantem di sekolah sama dia gara-gara hal yang spele. Emang dasar akunya yang kekanak-kanakan yang membesar-besarkan masalah yang amat sangat spele.. Semenjak pertengkaran aku sama yudhi di kelas 1 SMA dulu, hubungan aku sama dia bener-bener ga baik. aku selalu musuhin dia, aku selalu cuek sama dia. tapi, dia selalu baik sama aku..

Kita naik ke kelas dua, aku ngambil jurusan IPA dan yudhi ngambil jurusan IPS. Itu tandanya kita udah ga satu kelas lagi. Walaupun kita ga satu kelas, tapi kita satu eskul. Aku ikut club silat dan dia juga sama ikut club silat juga. Kita sering ketemu di club itu. Saat itu aku bener-bener jahat sama dia. Aku sama temen-temen sering ngejek dia dengan sebutan 'Purba' (kita panggil purba hanya di belakang dia). #jahatBangetYah.. Bukan tanpa alasan kita panggil dia purba, badannya agak sedikit bungkuk makanya salah satu temen aku bilang katanya dia mirip manusia jaman purba (kita jahat banget memang).

Selama kelas dua, hubungan aku ga begitu membaik. Aku tetep cuek sama dia. Aku tetep mempermasalahkan masalah yang sangat sepele yang terjadi waktu kelas satu dulu. Tapi, dia selalu bersikap baik sama aku. Awal kelas tiga aku sedikit mencair, aku ngerubah sikap aku sama dia. Aku berfikir, ini terlalu berlebihan. Aku terlalu kekanak-kanakan dengan terus mengungkit masalah yang terjadi waktu kelas satu dulu..

Sejak aku ngerubah sikap aku sama dia, setiap malam dia selalu memberikan puisi lewat SMS, puisi tentang cinta. Jujur saat itu aku enek ngebacanya. Setiap malam dia terus ngirim kata-kata, ngirim puisi yang menurut aku lebay. Kata-kata yang dia kirim ga ngerubah perasaan aku. Walaupun aku enek sama kata-kata yang selalu dia kirim tapi aku menahan diri untuk marah sama dia. aku terlalu sering nyakitin dia selama kelas satu dan kelas dua, aku ingin ngerubah semua ini di kelas tiga dan saat aku ngerubah sikap aku sama dia, dia sering main ke kelas aku, kelas tiga IPA. Kadang kita becanda bareng sama temen-temen yang lain, dan itu terus berlajut agak lama. Tapi, di satu malam, dia ngirim kata-kata/puisi lagi sama aku yang isinya membuat aku bener-bener enek dan kembali marah sama dia.. Keesokan harinya, saat istirahat dia kembali main ke kelas aku, dan aku langsung memarahinya "Heh, Yudhi.. maksud kamu apa sih? ngirim-ngirim puisi kaya gitu? geuleuh tau aku ngebacanya. Apasih maksudnya?" Aku bertanya seperti itu di depan semua temen-temen yang ada di kelas aku, saat aku tanya seperti itu, dia ga ngejawab sedikitpun, dia keliatan malu banget aku bilang seperti itu di depan semua temen-temen. Dia hanya diem dan perlahan pergi dari kelas aku. jujur, ada rasa ga enak sama dia saat itu. tapi, aku terlanjur mengatakannya. :(
Sejak kejadian itu, hubungan aku sama dia kembali renggang. aku kembali cuek sama dia. ini berlangsung agak lama..

Wulan, dia cerita sama aku kalo Yudhi ternyata sering curhat tentang aku sama Wulan. Wulan bilang katanya Yudhi udah lama suka sama aku.. Aku speecless, aku ga sedikitpun menanggapi apa yang wulan katakan. Aku tetep cuek sama Yudhi walaupun akhirnya aku kembali memaafkan Yudhi..

Kehidupan baru didunia universitas dimulai.. Apakah aku akan tetap seperti yang dulu? jawabannya 'engga' mungkin 'iya' #Entahlah -,-". Aku masuk ke Universitas Kuningan dan Yudhi kuliah di Universitas Padjajaran Bandung. Jarak kita jauh. Aku merasa dunia universitas ini bukan untuk orang yang kekanak-kanakan, aku merubah sifat aku. Aku juga berusaha untuk melupakan semua kejadian, semua konflik aku sama Yudhi di masa SMA. Saat itu, aku merenung dan memikirkan semua sikapku yang jahat sama Yudhi. Dan saat itu aku menyadari betapa jahatnya aku sama dia. Akhirnya aku meminta maaf sama dia, walaupun itu hanya lewat SMS..

Ternyata damai itu indah, ternyata dia sangat baik. Sejak saat itu, kita sering berkomunikasi lewat SMS, aku sering cerita tentang aktifitasku di kampus dan kita sering sharing lewat SMS. Dia juga sering cerita tentang keluarganya, tentang aktifitasnya di kampus, tentang temen-temen barunya di kampus dan tentang dirinya yang menderita sakit paru-paru basah.

Berkali-kali aku meminta maaf sama dia.. Berkali-kali juga dia memaafkan aku dan memintaku untuk ga mengungkit masa-masa konflik di SMA dulu.. Setelah sekian lama hubungan kita membaik, akhirnya dia mengutarakan perasaannya sama aku, dia mengutarakan perasaannya yang mencintaiku sejak saat SMA. Bahkan dia bilang dia suka sama aku sejak kelas 1 SMA. Aku hanya diam mendengar semua isi hatinya sama aku. Jujur, aku ga punya perasaan cinta sama dia. Tapi aku ingin menebus semua dosa aku sama dia, akhirnya aku menyuruhnya untuk menunggu sampai aku bisa mencintai dia.. Tapi, lagi-lagi aku menyakiti hatinya, walaupun itu aku lakukan dengan secara ga sengaja.

Mungkin dia marah sama aku, karena sejak saat itu komunikasi kita ga lancar. Dia mulai jarang SMS atau chatting sama aku. Setelah sekian lama ga ada kabar dari dia, akhirnya dia mengabari aku katanya "Mohon doanya, hari ini aku mau chek up ke dokter, doakan mudah-mudahan aku ga dapet kabar buruk dari dokter". Karena aku ngerasa bersalah, aku mendoakan dan memberinya semangat untuk sembuh dari penyakit paru-paru basahnya..

Dia memberikan sebuah hadiah buat aku, hadiah itu adalah sebuah buku. Buku ini :

Aku seneng dapet hadiah ini, saat aku dapet hadiah aku ngerasa sangat buruk, aku ngerasa aku ini bukan manusia. Aku terlalu jahat sama orang yang berhati malaikat seperti dia. Saat aku menerima buku itu, memori saat SMA kembali muncul di otak ku dan aku merasa amat sangat jahat terhadap dia..

**
"Fit, temen kita yang namaya Yudhi meninggal" Aku kaget banget saat baca SMS dar Resil, temen satu kelas aku.
"Apa? Meninggal? Kapan? Kata siapa?"
"Iya dia meninggal, gara-gara penyakitnya. Katanya dia juga sakit liver, tadi mamanya yudhi ngasih kabar katanya Yudhi udah pergi selamanya."

Aku bener-bener kaget, sangat kaget mendengar berita itu. Saat itu aku sadar kalo aku amat sangat jahat amat sangat sering menyakiti hatinya. Aku merasa sangat menyesal atas semuanya, bahkan aku juga sangat menyasal telah menyuruhnya untuk menunggu aku sampai aku bisa membuka hati untuknya. Aku merasa sangat buruk, benar-benar menyesal buat semuanya.. (-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩___-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩)
Buku ini akan menjadi satu-satunya kenang-kenangan dari dia..
aku bakalan jaga buku ini Yud, makasih yah buat hadiahnya ƪ(˘⌣˘)┐ ƪ(˘⌣˘)ʃ┌(˘⌣˘)ʃ dan maafin aku yah (-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩___-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩)